Kolaborasi Pentahelix dalam Kebencanaan

Artikelon Juni 8, 2022

Pencegahan dan penanganan bencana alam, tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Masyakarat Indonesia perlu bergotong-royong untuk saling berkolaborasi. Konsep itulah yang dinamakan kolaborasi pentahelix atau multipihak. Pentahelix menggabungkan pemerintah, masyarakat/komunitas, media, akademisi, dan badan usaha sebagai usaha untuk mengatasi masalah dan mengembangkan program dengan melibatkan lintas sektor untuk saling #BerbagiPeran. Titik fokus dari pentahelix adalah kolaborasi antara pemerintah bersama para pemangku kepentingan hingga masyarakat. Berikut skema pentahelix dalam menjalankan kolaborasi antar pihak:

Peran dari Setiap Pihak

1. Pemerintah

Pemerintah memiliki tiga peran sekaligus dalam konsep pentahelix. Pertama pemerintah berperan sebagai regulator dan kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab. Dalam menjalankan perannya, pemerintah menerapkan regulasi penanggulangan bencana dan pengenalan risiko bencana. Pemerintah juga berperan sebagai koordinator bagi para pemangku kepentingan

2. Masyarakat

Masyarakat berperan sebagai akselerator yang mengetahui dan mencegah ancaman bencana yang datang di lingkungan sekitar dan terlibat aktif kesiapsiagaan di lingkungan mulai dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan Kota.

3. Media

Media berperan sebagai pengganda dalam memberikan informasi kebencanaan, mengedukasi, menginformasi risiko dan upaya mitigasi ketika bencana datang, serta meluruskan berita hoax yang beredar.

4. Akademisi

Dalam konsep pentahelix, akademisi berperan sebagai konseptor dan inovator yang melakukan penelitian, membantu pengelolaan identifikasi potensi, dan peluang pengembangan. Contohnya seperti riset dasar pemahaman risiko, upaya mitigasi, serta aplikasinya ke masyarakat.

5. Dunia Usaha

Dunia usaha berperan sebagai pendorong yang membantu mencapai tujuan dalam melakukan proses bisnis menghasilkan nilai tambah dan mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan. Dunia usaha juga menerapkan standar untuk mencegah terjadinya bencana, memberikan bantuan CSR, serta meningkatkan ekonomi dengan tetap memperhatikan ancaman bencana sekitar.

Penerapan konsep kolaborasi pentahelix sebagai dasar kolaborasi dapat dimaksimalkan untuk mengurangi kerentanan bencana alam. Tentunya untuk mewujudkan visi besar, perlu melibatkan banyak pihak untuk saling #Berbagi Peran. Siapapun actornya, semua punya perannya masing-masing untuk tujuan yang satu, yaitu hadir sebagai solusi untuk bersama-sama melakukan respon kemanusiaan yang berkelanjutan sesuai dengan yang masyarakat butuhkan.

RedR Indonesia mengelola personel profesional yang dengan berbagai latar belakang ahli di bidangnya, seperti Perlindungan Anak, WASH, Koordinasi dan informasi, Nutrisi, Pendidikan. Personel tersebut kemudian disebut roster yang siap untuk ditugaskan membantu komunitas dan mendukung pemerintah dalam merespon situasi krisis.

Saat ini RedR Indonesia dalam kerja sama dengan UNICEF, Kementrian, dan Lembaga membuka pendaftaran roster. Mereka yang lolos seleksi akan masuk dalam daftar siap tugas. Nantinya akan berkoordinasi dengan UNICEF dan Kementerian/Lembaga terkait untuk penawaran tugas respon panggilan kemanusiaan di tanah air, bila terjadi.

Berminat bergabung dalam daftar siap tugas program penugasan respon kemanusiaan tanah air?

Referensi:

Kemenkeu. (2021, Okt 13). Mewujudkan Prinsip-Prinsip Penta -Helix Dalam Mengelola Kekayaan Negara (Studi Kasus Penataan Sungai Citarik). https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14311/Mewujudkan-Prinsip-Prinsip-Penta-Helix-Dalam-Mengelola-Kekayaan-Negara-Studi-Kasus-Penataan-Sungai-Citarik.html

Raditya, Dendi. (2021, Sept 1). Penta-Helix dan Perubahan Sosial. https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2021/09/01/penta-helix-dan-perubahan-sosial/

BNPB. (2020, Jan 13). Kebencanaan dan Pentahelix dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia. https://bnpb.go.id/berita/kebencanaan-dan-pentahelix-dalam-penanggulangan-bencana-di-indonesia