BNPB didukung oleh WFP menyelenggarakan penguatan kapasitas klaster logistik Jawa Barat pada tanggal 5-6 Juli 2023. Kegiatan yang diselenggarakan selama 2 hari di Bandung tersebut dikelola dalam bentuk diskusi terpumpun atau focus group discussion (FGD) yang mengundang elemen pemerintah maupun non pemerintah untuk bersama-sama megujicobakan skenario rencana respon Gempa Bumi Sesar Lembang. RedR Indonesia berkesempatan menjadi salah satu fasilitator dalam kelompok pengelolaan prosedur Keselamatan dan Manajemen Informasi.
Selain dari RedR Indonesia, fasilitator maupun narasumber lain berasal dari World Food Programme (WFP), International Medical Corps (IMC), Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA), dan Kalakhar BPBD Provinsi Jawa Tengah. Materi yang dibahas terkait Sistem Klaster Logistik Nasional, Logistik Kemanusiaan, Kemitraan Komunitas Usaha dalam Penanggulangan Bencana dan Kemanusiaan, dan sharing knowledge dari Klaster Logisik di Provinsi Jawa Tengah.
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Dr. Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. memberikan sambutan pembukan sekaligus menyampaikan beberapa arahan.
“Memperbaiki tata kelola logistik dan peralatan merupakan hal sangat penting, berdasatkan data WFP 73 persen urusan penanganan darurat selesai apabila logistik dan peralatannya terpenuhi, tapi tidak cukup logistik saja, perlu adanya sumber daya manusia yang mampu mengelolanya. Sehingga kita perlu memperkuat tata kelola ini menjadi lebih baik,” ucap Lilik.
Provinsi Jawa Barat telah memiliki payung hukum terkait klaster logistik penanggulangan bencana berupa SK Gubernur Nomor 380/Kep.627-BPBD/2022 Tahun 2022. Selain itu, BPDB Provinsi Jawa Barat telah Menyusun Rencana Kontinjensi Bencana Gempa Bumi Akibat Sesar Lembang pada tahun 2019. Penguatan kapasitas yang dilakukan untuk Klaster Logistik Provinsi Jawa Barat kali ini lebih bertujuan untuk memetakan aktor yang terlibat dalam Klaster Logistik sekaligus menyusun Standard Operating Procedure (SOP) dalam masing-masing sub-klaster. (WP/LY)
