(Yogyakarta) – RedR Indonesia memulai tahun 2021 dengan mengadakan lokakarya perencanaan strategis (renstra). Renstra menjadi bagian yang penting sebagai pijakan bagi RedR Indonesia untuk merancang strategi lima tahun kedepan dengan memperhatikan secara seksama perkembangan dan arah ke depan praktik dan kebijakan penanggulangan bencana (PB) di dalam negeri maupun di ASEAN, serta melihat kesempatan, dan tantangan yang akan dihadapi oleh RedR Indonesia.
Sejak berdiri tahun 2016, RedR Indonesia telah mengalami momentum peningkatan aktivitas yang signifikan baik melalui penataan ART (governance policy), berbagai kebijakan, serta proyek-proyek kerjasama dengan sejumlah lembaga mitra seperti UNESCO, IOM, UNICEF, UNDP, RedR Australia-Paladium, PLAN-ECHO, WVI-OFDA, dan MCI. Perkembangan tersebut sejalan dengan core business yaitu penyelenggaraan pelatihan kemanusiaan (koordinasi, WASH, pendidikan dalam situasi darurat), implementasi proyek teknis (penyusunan rencana kontingensi, pemulihan), dan penugasan tenaga ahli/roster (koordinasi, WASH, Covid-19, pelatihan pada masa tanggap darurat). Selain itu, RedR juga secara aktif menguatkan jejaring dengan sejumlah lembaga pemerintah (Kemensos, BNPB, BPBD), non-pemerintah (MCI), dan forum (FPRB DIY, HFI).
Melihat perkembangan penanggulangan bencana khususnya di Indonesia yang semakin dinamis, tentu RedR Indonesia merasa perlu untuk membuat rancangan strategi untuk menjawab tantangan-tantangan ke depan melalui Restra. Restra kali ini dihadiri oleh pembina, pengawas, pengurus, penasihat, maupun staf kantor dari RedR Indonesia. Kegiatan berlangsung selama dua hari secara online dan offline di Satoria Hotel, Yogyakarta.
Hari pertama dimulai dengan pemaparan kondisi RedR Indonesia saat ini, pemaparan praktik dan kebijakan PB di Indonesia maupun ASEAN, serta penyampaian harapan untuk kolaborasi dari anggota federasi RedR. Hari kedua lebih dikhususkan untuk membahas isu-isu strategis internal lembaga, salah satunya melalui dengan Analisis SWOT yang difasilitatori oleh Methodius Kusumahadi; dalam hal tata kelola, program, kemitraan, jejaring dalam PB maupun sektor terkait, pendanaan serta penggambaran strategi untuk penguatan kapasitas dan pelaksanaannya. Pemetaan strategi tersebut juga dibagi berdasarkan output jangka pendek, menengah, dan panjang.
Untuk semakin memperkuat kelembagaan, RedR Indonesia juga akan memasuki tahap lanjutan dalam proses akreditasi untuk memenuhi persyaratan menjadi anggota penuh federasi RedR Internasional, dimana pengujiannya akan dilakukan pada pertengahan tahun 2021. Pelaksanaan proses ini didukung oleh RedR Australia dan RedR India sebagai mentor. Pada restra kali ini perwakilan RedR Australia, RedR Malaysia, dan RedR India juga turut hadir untuk memaparkan harapan untuk kolaborasi kedepannya.
“We need to build a strong sustainable relationship program to contributing RedR International” Kirsten, CEO of RedR Australia
Adanya renstra kali ini adalah salah satu bukti komitmen RedR Indonesia untuk terus memperkuat dan memberikan dampak yang semakin luas sebagai salah satu lembaga pengembangan kapasitas pekerja kemanusiaan di Indonesia dan Asia Tenggara. (CP/WP)